Senin, 25 Agustus 2014

Kenapa PS4 Di Indonesia Lebih mahal...? Disini jawabannya!

 

Sony Indonesia secara resmi melepas konsol game PlayStation 4 (PS4) ke pasaran Tanah Air, Kamis (9/1/2014). Perangkat ini dibanderol dengan kisaran harga Rp 7 juta.

Angka itu terpaut cukup jauh dari harga PS4 di beberapa wilayah lain. Di Amerika Serikat, misalnya, PS4 dihargai 399 dollar AS atau sekitar Rp 5 juta. Mengapa bisa ada perbedaan tersebut?

Seperti bisa ditebak, alasannya tak jauh-jauh dari pajak yang dibebankan. "Terkait dengan soal tax, dan beberapa biaya lain. Kami terpaksa menaikkan harga jualnya jadi lebih tinggi di Indonesia," jelas Brand Activation Management Division Head PT Sony Indonesia Hiroshi Sakai, ketika ditemui di sela-sela acara peluncuran PS4 di Jakarta.

Senada dengan Sakai, Product Marketing and Game Business Sony Indonesia Astrid Ramadhina mengatakan bahwa biaya terkait impor PS4 merupakan salah satu penyebab di balik tingginya harga mesin game itu.

"Malah kenaikan baru Pajak Penghasilan (PPh) untuk impor barang mulai diberlakukan, kita harus bayar lebih lagi," keluh Astrid, mengacu pada kenaikan PPh pasal 22 untuk barang tertentu (termasuk elektronik) dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen. Dia mengaku belum tahu apakah harga PS4 akan disesuaikan atau tidak.

Kendati demikian, Senior Marketing Manager Sony Indonesia Kentaro Hatanaka mengatakan bahwa kondisi serupa juga terjadi di negara-negara lain di wilayah Asia Tenggara. "Di Singapura, misalnya, harga PS4 mencapai 639 dollar Singapura (Rp 6,2 juta)", ucapnya.

Perihal harga tinggi ini sempat pula ramai dibicarakan di Brasil, dimana banderol PS4 mencapai kisaran 1.800 dollar AS atau hampir Rp 23 juta. Pihak Sony menyalahkan pajak di negara tersebut sebagai biang keladi melambungnya harga PS4.

Meski begitu, sebagaimana diungkapkan oleh Sakai, judul-judul game PS4 tidak dikunci dengan "region lock". "Artinya, Anda bisa saja membeli PS4 di negara lain, lalu membeli dan memainkan game-nya di negara sendiri."

Sony memberi garansi regional untuk PS4 di enam negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. PS4 yang dibeli di Indonesia misalnya, bisa diperbaiki gratis di Singapura atau Malaysia selama masa garansi sepanjang 1 tahun, demikian pula sebaliknya. 


Game Horror Indonesia Ini Meraup 1 Milyar Dalam Sebulan, Wow...Game Apa Sih?

 

 Kamu pasti sudah tahu bahwa Indonesia sudah memiliki anak-anak kreatif yang bisa membuat Game sekalipun lho Gan. Jadi sebenarnya tidak benar jika ada selentingan yang mengatakan kita sangat tertinggal dari segi pengetahuan teknologi dengan negara-negara Asia seperti Jepang dan Korea.

Kalo ane bilang ada Game Horror keren dari Indonesia dan pernah direview PewDiePie kamu percaya gak? kalo belum percaya silahkan simak deh video di bawah ini :


Berhubung game ini dulunya demo, saat dimainkan PewDiePie masih terbatas levelnya dan cenderung singkat karena memang hanya untuk pengenalan. Btw, beberapa saat lalu ane mengetahui kalo game ini akhirnya dijual di Steam. Sempat terbesit pikiran bahwa sepertinya susah menjual game yang genrenya Horror dan sudah banyak yang membuatnya walaupun tidak dengan tema seoriginal ini. Dan untung dugaan ane salah, simak berita di bawah ini yang ane kutip dari Kompas :

KOMPAS.com – Kamis, 15 Mei 2014, pengembang lokal asal Bandung, Digital Happiness resmi merilis game horor buatannya, DreadOut. Permainan komputer tersebut sudah bisa diunduh melalui platform distribusi digital Steam, pada malam Jumat Kliwon itu.

Dua bulan berselang, bagaimana kiprah penjualan DreadOut? Ternyata cukup menggembirakan. Direktur Proyek DreadOut Rachmad Imron mengaku mencatat penjualan sebanyak 10.000 kopi pada bulan pertama, dengan harga satuan sebesar 14.99 dollar AS.

“Dari situ penghasilan kotornya sekitar Rp 1 miliar,” kata Imron ketika ditemui usai acara Intel Media Gathering di Jakarta, Rabu (16/7/2014). Dia menambahkan bahwa penjualan Dreadout mengalami penurunan pada bulan kedua, namun angka total unduhan masih terus bergerak naik hingga kini hampir mencapai 15.000 kopi.

Walau sekilas terdengar besar, Imron mengaku pihaknya mesti pintar-pintar mengalokasikan dana agar studio Digital Happiness bisa terus hidup dan berkarya. “Kami harus berpikir panjang ke depannya, karena ada biaya pengembangan dan pengerjaan proyek lain.”

DreadOut sendiri merupakan game petualangan dengan genre horor. Tokoh utamanya adalah seorang cewek SMA bernama Linda yang terdampar di sebuah kota tanpa nama bersama teman sekolah dan gurunya. Mereka harus menyelesaikan misteri dan berhadapan dengan para hantu yang bergentayangan di kota tersebut agar bisa keluar hidup-hidup.

Imron berharap DreadOut akan terus bisa memberi pemasukan selama beberapa waktu ke depan, sesuai dengan perkiraan life cycle produk itu. “Kalau dulu dua tiga tahun, sekarang ini mungkin masih bisa satu atau dua tahun,” imbuhnya.


SETAN LOKAL:

Tema horor sengaja dipilih oleh Digital Happiness karena dinilai akrab dengan sebagian besar masyarakat Indonesia yang pasti pernah mendengar cerita-cerita seram yang melibatkan “setan lokal” seperti pocong dan kuntilanak.

Kendati mengusung tema lokal, menurut Imron, sebagian besar pembeli DreadOut justru datang dari luar negeri. Angka unduhan terbesar berasal dari Amerika Serikat, disusul Rusia dan Jerman, sementara Indonesia hanya menempati urutan ke enam.

Imron menduga hal ini berkaitan dengan muatan berupa segala macam dedemit ala Indonesia yang masih asing bagi audience luar negeri sehingga menarik. “Mungkin mereka sudah bosan dengan zombie, sementara hantu-hantu kita cenderung supranatural,” katanya.

Untuk membantu pemain agar lebih menikmati jalan cerita, DreadOut menyediakan “ensiklopedi hantu” yang berisi penjelasan singkat mengenai masing-masing makhluk gaib tersebut. Tokoh hantu baru akan ditambahkan ke dalam ensiklopedi begitu berhasil dikalahkan oleh pemain.

Di samping melalui Steam, game DreadOut juga dipasarkan melalui sejumlah kanal lain. Digital Happiness berencana merilis versi “fisik” alias game DreadOut yang dikemas di dalam cakram keras mulai tahun 2015 mendatang,

Bagaimana dengan pembajakan yang marak terjadi di Indonesia? Imron mengaku tidak risau. “Ah, jangankan versi fisik, versi torrent (bajakan untuk diunduh) dari DreadOut saja langsung keluar hanya dalam waktu tiga jam setelah game-nya rilis di Steam. Jadi pasti terjadi, tapi ya sudah,” ujar Imron pasrah.

Saat ini pihak Digital Happiness sedang menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Intel, namun Imron belum mengetahui seperti apa bentuk kemitraaan itu nantinya. “Kami akan lihat dulu apa yang bisa dilakukan, misalnya dukungan equipment atau yang lain,” pungkas Imron.

***
Keren kan Gan? ane aja gak nyangka di dunia internet yang penuh pembajakan ini, akhirnya karya anak Bangsa mendapat tempat walaupun jika dibandingkan dengan penghasilan Perusahaan Game besar belumlah seberapa tetapi anak-anak Indonesia tidak boleh berhenti bermimpi untuk menjadi raksasa Game di masa yang akan datang.


 


 

Sejarah karate Di Indonesia

Tahun 1963, beberapa Mahasiswa Indonesia yakni: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967)
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan di antara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi empat tahun (berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).


Sejarah PSSI

PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.

PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.

Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.

Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.

 

Sabtu, 23 Agustus 2014

Timnas bersatu kembali " One Nation, One Team"


Dualisme Timnas kita suda lama terjadi yang membuat kita selalu kalah dan peringkat timnas kita merosok turun menerus tapi dengan dimulainya hari ini timnas indonesia resmi bersatu untuk menyongsong timnas yang jauh lebih baik yang dimaterikan pemain berbakat indonesia


Dualisme tim nasional Indonesia akhirnya berakhir setelah Badan Tim Nasional (BTN) resmi mempersatukan pemain-pemain yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL) ke dalam timnas.

Dualisme timnas terjadi sejak 2011 ketika adanya konflik dan terpecahnya kepengurusan dengan munculnya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Atas konflik tersebut, pemain yang berkompetisi di ISL dilarang oleh klub masing-masing ke dalam timnas, selama masih di bawah yurisdiksi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

"Badan ini (BTN) dibentuk semata-semata dengan tujuan agar pesepak bola Indonesia, khususnya timnas, dapat kita bina dan kembangkan dengan baik. Tidak ada kepentingan lain, kecuali rasa kepedulian yang hadir dari harapan jutaan masyarakat Indonesia," ungkap Ketua BTN Isran Noor saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (14/3/2013).

Isran mengaku saat ini BTN tidak memiliki kepentingan apa pun saat menjalankan tugas tersebut. Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, BTN akan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada agar harapan publik sepak bola Indonesia untuk meraih prestasi bisa diwujudkan.

"Struktur memang belum lengkap dibentuk karena saya belum membahasnya dalam rapat kerja. Jadi, sekarang kepengurusannya sementara karena kita akan menghadapi Arab Saudi (Pra-Piala Asia 2015). Setelah itu, baru kita akan selesaikan masalah ini," kata Isran.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo, mengaku senang akhirnya timnas kembali bersatu karena skuad Merah Putih dapat diisi putra-putra terbaik bangsa. Ia juga berharap agar hal ini bisa terus dijaga dengan baik oleh seluruh pengurus yang bertanggung jawab.

"Hari ini, Insya Allah akan tercatat dalam sejarah Republik Indonesia. Sekarang, sembari menunggu Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, kita berusaha menetapkan satu tagline, yaitu 'One Nation, One Team'. Semoga Tuhan akan me-ridho-i langkah kita dan begitu juga dengan seluruh rakyat Indonesia," tutur Menpora Roy.

Pemusatan latihan tim nasional Indonesia untuk laga Pra-Piala Asia (PPA) Australia 2015 melawan Arab Saudi mendapatkan tambahan 17 pemain yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL).

Dengan kehadiran pemain tambahan tersebut, kini sudah ada total 30 pemain dalam pelatnas. Pantauan Kompas.com, Kamis (14/3/2013), ke-17 pemain itu tidak semuanya langsung bergabung dalam latihan bersama pelatih kepala timnas, Luis Manuel Blanco. Hanya enam di antaranya yang mengikuti latihan, yakni M. Robby, Ferdinand Sinaga (Persisam), Abdul Rahman, Tantan (Sriwijaya FC), Jajang Mulyana, dan Samsidar (Mitra Kukar).

Sementara, ke-11 pemain lainnya hanya memperhatikan rekan-rekannya berlatih dari pinggir lapangan, karena baru tiba Kamis sore ini. Ketujuh pemain itu di antaranya, Ahmad Bustomi, Ponaryo Astaman, Zulham Zamrun, Zulkifli Syukur, Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol, Richardo Salampessy, Emmanuel Wanggai, Boaz Solossa, Ruben Sanadi, dan Ian Louis Kabes.

"Besok, kami baru ikut latihan, karena sore ini baru sampai di Jakarta," ujar Ponaryo saat ditemui wartawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

erikut 58 nama Calon Pemain Timnas, seperti yang dikutip dari metrotvnews :

Calon Kiper: Kurnia Meiga (Arema), Samsidar (Mitra Kukar), I Made Wirawan (Persib), Jandia Eka Putra (Semen Padang), Endra Prasetya (Persebaya), Deny Marcell (PSM).

Defender: Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur (Mitra Kukar), Riccardo Salampessy, Ruben Sanadi (Persipura), Victor Igbonefo, Hasim Kipuw (Arema), M. Robby (Persisam), Supardi, Toni Sucipto (Persib), Novan Setyo Sasongko, Syaifullah, Arif Nuansyah (Semen Padang), Suyatno (Pro Duta), Nopendi (Persiba Bantul), Faturrahman (Barito Putera), Syahrizal (Persija IPL), Diego Michiels, Raphael Maitimo.

Midfielder: Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Zulham Zamrun (Mitra Kukar), Emmanuel Wanggai, Ian Louis Kabes, Boaz Solossa (Persipura), Egi Melgiansyah (Arema), Ferdinand Sinaga, Bayu Gatra (Persisam), M. Ridwan, Firman Utina (Persib), Eka Ramdhani (Pelita Bandung Raya), Ponaryo Astaman (Sriwijaya FC), Nur Iskandar (Semen Padang), Andik Vermansah (Persebaya IPL), Faisal Amri (Pro Duta), Dedi Hartono (Dedi Hartono), Stefano Lilipaly (Almera City), Oktovianus Maniani (Persipar), Anggi (Persires Bali Devata), Toni Cussel.

Striker: Greg Nwokolo (Arema), Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol (Persipura), Tantan (Sriwijaya FC), Sergio van Dijk (Persib), Titus Bonai (Semen Padang), Jajang Mulyana (Mitra Kukar), Irfan Bachdim (Chonburi FC), Husin J. Rahaningmas (Persemalra Tual), Musafri (Perseman), Mario Aibekop

Dengan begini ane harap timnas kita dapat bermain dengan baik dengan materi pemain yang terbaik yang dimiliki timnas kita ane yakin timnas kita bisa menang. ane juga mau share 11 pemain yang ane pengen ada distarting line up kita .

Kurnia meiga
Raphael Victor igbonefo Ricardo salampessy Diego
Ahmad bustomi
Firman utina Stefano llilipaly