Senin, 25 Agustus 2014
Game Horror Indonesia Ini Meraup 1 Milyar Dalam Sebulan, Wow...Game Apa Sih?
Kamu pasti sudah tahu bahwa Indonesia sudah memiliki anak-anak kreatif
yang bisa membuat Game sekalipun lho Gan. Jadi sebenarnya tidak benar
jika ada selentingan yang mengatakan kita sangat tertinggal dari segi
pengetahuan teknologi dengan negara-negara Asia seperti Jepang dan
Korea.
Kalo ane bilang ada Game Horror keren dari Indonesia dan pernah direview
PewDiePie kamu percaya gak? kalo belum percaya silahkan simak deh video
di bawah ini :
Berhubung game ini dulunya demo, saat dimainkan PewDiePie masih terbatas
levelnya dan cenderung singkat karena memang hanya untuk pengenalan.
Btw, beberapa saat lalu ane mengetahui kalo game ini akhirnya dijual di
Steam. Sempat terbesit pikiran bahwa sepertinya susah menjual game yang
genrenya Horror dan sudah banyak yang membuatnya walaupun tidak dengan
tema seoriginal ini. Dan untung dugaan ane salah, simak berita di bawah
ini yang ane kutip dari Kompas :
KOMPAS.com – Kamis, 15 Mei 2014, pengembang lokal asal Bandung, Digital
Happiness resmi merilis game horor buatannya, DreadOut. Permainan
komputer tersebut sudah bisa diunduh melalui platform distribusi digital
Steam, pada malam Jumat Kliwon itu.
Dua bulan berselang, bagaimana kiprah penjualan DreadOut? Ternyata cukup
menggembirakan. Direktur Proyek DreadOut Rachmad Imron mengaku mencatat
penjualan sebanyak 10.000 kopi pada bulan pertama, dengan harga satuan
sebesar 14.99 dollar AS.
“Dari situ penghasilan kotornya sekitar Rp 1 miliar,” kata Imron ketika
ditemui usai acara Intel Media Gathering di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Dia menambahkan bahwa penjualan Dreadout mengalami penurunan pada bulan
kedua, namun angka total unduhan masih terus bergerak naik hingga kini
hampir mencapai 15.000 kopi.
Walau sekilas terdengar besar, Imron mengaku pihaknya mesti
pintar-pintar mengalokasikan dana agar studio Digital Happiness bisa
terus hidup dan berkarya. “Kami harus berpikir panjang ke depannya,
karena ada biaya pengembangan dan pengerjaan proyek lain.”
DreadOut sendiri merupakan game petualangan dengan genre horor. Tokoh
utamanya adalah seorang cewek SMA bernama Linda yang terdampar di sebuah
kota tanpa nama bersama teman sekolah dan gurunya. Mereka harus
menyelesaikan misteri dan berhadapan dengan para hantu yang
bergentayangan di kota tersebut agar bisa keluar hidup-hidup.
Imron berharap DreadOut akan terus bisa memberi pemasukan selama
beberapa waktu ke depan, sesuai dengan perkiraan life cycle produk itu.
“Kalau dulu dua tiga tahun, sekarang ini mungkin masih bisa satu atau
dua tahun,” imbuhnya.
SETAN LOKAL:
Tema horor sengaja dipilih oleh Digital Happiness karena dinilai akrab dengan sebagian besar masyarakat Indonesia yang pasti pernah mendengar cerita-cerita seram yang melibatkan “setan lokal” seperti pocong dan kuntilanak.
Kendati mengusung tema lokal, menurut Imron, sebagian besar pembeli DreadOut justru datang dari luar negeri. Angka unduhan terbesar berasal dari Amerika Serikat, disusul Rusia dan Jerman, sementara Indonesia hanya menempati urutan ke enam.
Imron menduga hal ini berkaitan dengan muatan berupa segala macam dedemit ala Indonesia yang masih asing bagi audience luar negeri sehingga menarik. “Mungkin mereka sudah bosan dengan zombie, sementara hantu-hantu kita cenderung supranatural,” katanya.
Untuk membantu pemain agar lebih menikmati jalan cerita, DreadOut
menyediakan “ensiklopedi hantu” yang berisi penjelasan singkat mengenai
masing-masing makhluk gaib tersebut. Tokoh hantu baru akan ditambahkan
ke dalam ensiklopedi begitu berhasil dikalahkan oleh pemain.
Di samping melalui Steam, game DreadOut juga dipasarkan melalui sejumlah
kanal lain. Digital Happiness berencana merilis versi “fisik” alias
game DreadOut yang dikemas di dalam cakram keras mulai tahun 2015
mendatang,
Bagaimana dengan pembajakan yang marak terjadi di Indonesia? Imron
mengaku tidak risau. “Ah, jangankan versi fisik, versi torrent (bajakan
untuk diunduh) dari DreadOut saja langsung keluar hanya dalam waktu tiga
jam setelah game-nya rilis di Steam. Jadi pasti terjadi, tapi ya
sudah,” ujar Imron pasrah.
Saat ini pihak Digital Happiness sedang menjajaki kemungkinan kerjasama
dengan Intel, namun Imron belum mengetahui seperti apa bentuk kemitraaan
itu nantinya. “Kami akan lihat dulu apa yang bisa dilakukan, misalnya
dukungan equipment atau yang lain,” pungkas Imron.
***
Keren kan Gan? ane aja gak nyangka di dunia internet yang penuh
pembajakan ini, akhirnya karya anak Bangsa mendapat tempat walaupun jika
dibandingkan dengan penghasilan Perusahaan Game besar belumlah seberapa
tetapi anak-anak Indonesia tidak boleh berhenti bermimpi untuk menjadi
raksasa Game di masa yang akan datang.
Sejarah karate Di Indonesia
Tahun 1963, beberapa Mahasiswa Indonesia yakni: Baud AD Adikusumo,
Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di
Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai),
Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut
mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa
tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam
rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate
di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967)
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya
terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan
berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri
perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan
terjadinya ketidak cocokan di antara para tokoh tersebut, sehingga
menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan
adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu
dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972
hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate
yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat
Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh
tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga
kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan
pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977)
periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk
kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi empat tahun
(berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Sejarah PSSI
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.
Sabtu, 23 Agustus 2014
Timnas bersatu kembali " One Nation, One Team"
Dualisme Timnas kita suda lama terjadi yang membuat kita selalu kalah dan peringkat timnas kita merosok turun menerus tapi dengan dimulainya hari ini timnas indonesia resmi bersatu untuk menyongsong timnas yang jauh lebih baik yang dimaterikan pemain berbakat indonesia
Dualisme tim nasional Indonesia akhirnya berakhir setelah Badan Tim
Nasional (BTN) resmi mempersatukan pemain-pemain yang berkompetisi di
Indonesia Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL) ke
dalam timnas.
Dualisme timnas terjadi sejak 2011 ketika adanya konflik dan terpecahnya
kepengurusan dengan munculnya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia
(KPSI). Atas konflik tersebut, pemain yang berkompetisi di ISL dilarang
oleh klub masing-masing ke dalam timnas, selama masih di bawah
yurisdiksi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Badan ini (BTN) dibentuk semata-semata dengan tujuan agar pesepak bola
Indonesia, khususnya timnas, dapat kita bina dan kembangkan dengan baik.
Tidak ada kepentingan lain, kecuali rasa kepedulian yang hadir dari
harapan jutaan masyarakat Indonesia," ungkap Ketua BTN Isran Noor saat
jumpa pers di Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Isran mengaku saat ini BTN tidak memiliki kepentingan apa pun saat
menjalankan tugas tersebut. Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, BTN
akan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada agar harapan publik
sepak bola Indonesia untuk meraih prestasi bisa diwujudkan.
"Struktur memang belum lengkap dibentuk karena saya belum membahasnya
dalam rapat kerja. Jadi, sekarang kepengurusannya sementara karena kita
akan menghadapi Arab Saudi (Pra-Piala Asia 2015). Setelah itu, baru kita
akan selesaikan masalah ini," kata Isran.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo, mengaku senang akhirnya
timnas kembali bersatu karena skuad Merah Putih dapat diisi putra-putra
terbaik bangsa. Ia juga berharap agar hal ini bisa terus dijaga dengan
baik oleh seluruh pengurus yang bertanggung jawab.
"Hari ini, Insya Allah akan tercatat dalam sejarah Republik Indonesia.
Sekarang, sembari menunggu Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, kita berusaha
menetapkan satu tagline, yaitu 'One Nation, One Team'. Semoga Tuhan akan
me-ridho-i langkah kita dan begitu juga dengan seluruh rakyat
Indonesia," tutur Menpora Roy.
Pemusatan latihan tim nasional Indonesia untuk laga Pra-Piala Asia
(PPA) Australia 2015 melawan Arab Saudi mendapatkan tambahan 17 pemain
yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL).
Dengan kehadiran pemain tambahan tersebut, kini sudah ada total 30
pemain dalam pelatnas. Pantauan Kompas.com, Kamis (14/3/2013), ke-17
pemain itu tidak semuanya langsung bergabung dalam latihan bersama
pelatih kepala timnas, Luis Manuel Blanco. Hanya enam di antaranya yang
mengikuti latihan, yakni M. Robby, Ferdinand Sinaga (Persisam), Abdul
Rahman, Tantan (Sriwijaya FC), Jajang Mulyana, dan Samsidar (Mitra
Kukar).
Sementara, ke-11 pemain lainnya hanya memperhatikan rekan-rekannya
berlatih dari pinggir lapangan, karena baru tiba Kamis sore ini. Ketujuh
pemain itu di antaranya, Ahmad Bustomi, Ponaryo Astaman, Zulham Zamrun,
Zulkifli Syukur, Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol, Richardo
Salampessy, Emmanuel Wanggai, Boaz Solossa, Ruben Sanadi, dan Ian Louis
Kabes.
"Besok, kami baru ikut latihan, karena sore ini baru sampai di Jakarta,"
ujar Ponaryo saat ditemui wartawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
erikut 58 nama Calon Pemain Timnas, seperti yang dikutip dari metrotvnews :
Calon Kiper: Kurnia Meiga (Arema), Samsidar (Mitra Kukar), I Made
Wirawan (Persib), Jandia Eka Putra (Semen Padang), Endra Prasetya
(Persebaya), Deny Marcell (PSM).
Defender: Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur (Mitra Kukar), Riccardo
Salampessy, Ruben Sanadi (Persipura), Victor Igbonefo, Hasim Kipuw
(Arema), M. Robby (Persisam), Supardi, Toni Sucipto (Persib), Novan
Setyo Sasongko, Syaifullah, Arif Nuansyah (Semen Padang), Suyatno (Pro
Duta), Nopendi (Persiba Bantul), Faturrahman (Barito Putera), Syahrizal
(Persija IPL), Diego Michiels, Raphael Maitimo.
Midfielder: Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Zulham Zamrun (Mitra Kukar),
Emmanuel Wanggai, Ian Louis Kabes, Boaz Solossa (Persipura), Egi
Melgiansyah (Arema), Ferdinand Sinaga, Bayu Gatra (Persisam), M. Ridwan,
Firman Utina (Persib), Eka Ramdhani (Pelita Bandung Raya), Ponaryo
Astaman (Sriwijaya FC), Nur Iskandar (Semen Padang), Andik Vermansah
(Persebaya IPL), Faisal Amri (Pro Duta), Dedi Hartono (Dedi Hartono),
Stefano Lilipaly (Almera City), Oktovianus Maniani (Persipar), Anggi
(Persires Bali Devata), Toni Cussel.
Striker: Greg Nwokolo (Arema), Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol
(Persipura), Tantan (Sriwijaya FC), Sergio van Dijk (Persib), Titus
Bonai (Semen Padang), Jajang Mulyana (Mitra Kukar), Irfan Bachdim
(Chonburi FC), Husin J. Rahaningmas (Persemalra Tual), Musafri
(Perseman), Mario Aibekop
Dengan begini ane harap timnas kita dapat bermain dengan baik dengan
materi pemain yang terbaik yang dimiliki timnas kita ane yakin timnas
kita bisa menang. ane juga mau share 11 pemain yang ane pengen ada
distarting line up kita .
Kurnia meiga
Raphael Victor igbonefo Ricardo salampessy Diego
Ahmad bustomi
Firman utina Stefano llilipaly
Langganan:
Postingan (Atom)