Game Horror Indonesia Ini Meraup 1 Milyar Dalam Sebulan, Wow...Game Apa Sih?
Kamu pasti sudah tahu bahwa Indonesia sudah memiliki anak-anak kreatif
yang bisa membuat Game sekalipun lho Gan. Jadi sebenarnya tidak benar
jika ada selentingan yang mengatakan kita sangat tertinggal dari segi
pengetahuan teknologi dengan negara-negara Asia seperti Jepang dan
Korea.
Kalo ane bilang ada Game Horror keren dari Indonesia dan pernah direview
PewDiePie kamu percaya gak? kalo belum percaya silahkan simak deh video
di bawah ini :
Berhubung game ini dulunya demo, saat dimainkan PewDiePie masih terbatas
levelnya dan cenderung singkat karena memang hanya untuk pengenalan.
Btw, beberapa saat lalu ane mengetahui kalo game ini akhirnya dijual di
Steam. Sempat terbesit pikiran bahwa sepertinya susah menjual game yang
genrenya Horror dan sudah banyak yang membuatnya walaupun tidak dengan
tema seoriginal ini. Dan untung dugaan ane salah, simak berita di bawah
ini yang ane kutip dari Kompas :
KOMPAS.com – Kamis, 15 Mei 2014, pengembang lokal asal Bandung, Digital
Happiness resmi merilis game horor buatannya, DreadOut. Permainan
komputer tersebut sudah bisa diunduh melalui platform distribusi digital
Steam, pada malam Jumat Kliwon itu.
Dua bulan berselang, bagaimana kiprah penjualan DreadOut? Ternyata cukup
menggembirakan. Direktur Proyek DreadOut Rachmad Imron mengaku mencatat
penjualan sebanyak 10.000 kopi pada bulan pertama, dengan harga satuan
sebesar 14.99 dollar AS.
“Dari situ penghasilan kotornya sekitar Rp 1 miliar,” kata Imron ketika
ditemui usai acara Intel Media Gathering di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Dia menambahkan bahwa penjualan Dreadout mengalami penurunan pada bulan
kedua, namun angka total unduhan masih terus bergerak naik hingga kini
hampir mencapai 15.000 kopi.
Walau sekilas terdengar besar, Imron mengaku pihaknya mesti
pintar-pintar mengalokasikan dana agar studio Digital Happiness bisa
terus hidup dan berkarya. “Kami harus berpikir panjang ke depannya,
karena ada biaya pengembangan dan pengerjaan proyek lain.”
DreadOut sendiri merupakan game petualangan dengan genre horor. Tokoh
utamanya adalah seorang cewek SMA bernama Linda yang terdampar di sebuah
kota tanpa nama bersama teman sekolah dan gurunya. Mereka harus
menyelesaikan misteri dan berhadapan dengan para hantu yang
bergentayangan di kota tersebut agar bisa keluar hidup-hidup.
Imron berharap DreadOut akan terus bisa memberi pemasukan selama
beberapa waktu ke depan, sesuai dengan perkiraan life cycle produk itu.
“Kalau dulu dua tiga tahun, sekarang ini mungkin masih bisa satu atau
dua tahun,” imbuhnya.
SETAN LOKAL:
Tema horor sengaja dipilih oleh Digital Happiness karena dinilai akrab
dengan sebagian besar masyarakat Indonesia yang pasti pernah mendengar
cerita-cerita seram yang melibatkan “setan lokal” seperti pocong dan
kuntilanak.
Kendati mengusung tema lokal, menurut Imron, sebagian besar pembeli
DreadOut justru datang dari luar negeri. Angka unduhan terbesar berasal
dari Amerika Serikat, disusul Rusia dan Jerman, sementara Indonesia
hanya menempati urutan ke enam.
Imron menduga hal ini berkaitan dengan muatan berupa segala macam
dedemit ala Indonesia yang masih asing bagi audience luar negeri
sehingga menarik. “Mungkin mereka sudah bosan dengan zombie, sementara
hantu-hantu kita cenderung supranatural,” katanya.
Untuk membantu pemain agar lebih menikmati jalan cerita, DreadOut
menyediakan “ensiklopedi hantu” yang berisi penjelasan singkat mengenai
masing-masing makhluk gaib tersebut. Tokoh hantu baru akan ditambahkan
ke dalam ensiklopedi begitu berhasil dikalahkan oleh pemain.
Di samping melalui Steam, game DreadOut juga dipasarkan melalui sejumlah
kanal lain. Digital Happiness berencana merilis versi “fisik” alias
game DreadOut yang dikemas di dalam cakram keras mulai tahun 2015
mendatang,
Bagaimana dengan pembajakan yang marak terjadi di Indonesia? Imron
mengaku tidak risau. “Ah, jangankan versi fisik, versi torrent (bajakan
untuk diunduh) dari DreadOut saja langsung keluar hanya dalam waktu tiga
jam setelah game-nya rilis di Steam. Jadi pasti terjadi, tapi ya
sudah,” ujar Imron pasrah.
Saat ini pihak Digital Happiness sedang menjajaki kemungkinan kerjasama
dengan Intel, namun Imron belum mengetahui seperti apa bentuk kemitraaan
itu nantinya. “Kami akan lihat dulu apa yang bisa dilakukan, misalnya
dukungan equipment atau yang lain,” pungkas Imron.
***
Keren kan Gan? ane aja gak nyangka di dunia internet yang penuh
pembajakan ini, akhirnya karya anak Bangsa mendapat tempat walaupun jika
dibandingkan dengan penghasilan Perusahaan Game besar belumlah seberapa
tetapi anak-anak Indonesia tidak boleh berhenti bermimpi untuk menjadi
raksasa Game di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar